DAHSYATnya fitnah akhir zaman itu

Hamba dinar dan dirham --

Sahih al-Bukhori:5955

 عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ وَالدِّرْهَمِ وَالْقَطِيفَةِ وَالْخَمِيصَةِ، إِنْ أُعْطِيَ رَضِيَ وَإِنْ لَمْ يُعْطَ لَمْ يَرْضَ.

 Dari Abu Hurairah ra, dia berkata: Rasulullah saw bersabda: Celakalah hamba dinar, hamba dirham, hamba Qathifah (pakaian yang tebal), serta hamba Khamishah (baju bergaris-garis dari sutera atau wol), jika diberi ia akan ridha dan jika tidak diberi maka dia tidak akan ridha.

Pesan ini bukan tanpa makna tapi alam sudah membuktikan, tinggal kita di bumi ini  terlambat memahami?





  1. Dominasi Sistem Dajjal Jangankan kaum muslimin memimpin dunia, bahkan mereka menjadi ummat yang diarahkan (baca: dieksploitasi) oleh ummat lainnya. Inilah babak paling kelam dalam sejarah Islam. Allah subhaanahu wa ta’aala gilir kepemimpinan dunia dari kaum mu’minin kepada kaum kafirin.
    Inilah zaman kita sekarang. We are living in the darkest ages of the Islamic history.
    Dunia menjadi morat-marit sarat fitnah. Nilai-nilai jahiliah modern mendominasi kehidupan. Para penguasa mengatur masyarakat bukan dengan bimbingan wahyu Ilahi, melainkan hawa nafsu pribadi dan kelompok.
    Pada babak inilah tegaknya Sistem Dajjal, berbagai lini kehidupan ummat manusia diatur dengan Dajjalic values (nilai-nilai Dajjal)

  2. Kembalinya Zaman Kelam Sedemikian kelamnya zaman yang sedang kita jalani dewasa ini sehingga seorang Ulama Pakistan yang sempat tinggal lama di Amerika menyebutnya sebagai A Godless Civilization (Peradaban Yang Tidak Bertuhan). 
    Ahmad Thompson, seorang penulis muslim berkebangsaan Inggris menyebutnya sebagai Sistem Dajjal.  Ia mengatakan bahwa sejak runtuhnya Khilafah Islam terakhir sekitar 80-an tahun yang lalu dunia didominasi oleh fihak kuffar.
    Perjalanan ummat manusia semakin menjauh dari nilai-nilai Kenabian, ajaran Islam.
    Berbagai sisi kehidupan diarahkan oleh nilai-nilai kekufuran sehingga kondisinya saat ini sudah sangat kondusif untuk kedatangan fitnah paling dahsyat, yakni fitnah Dajjal.
    Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam sudah mensinyalir bahwa akan muncul babak keempat perjalanan ummat Islam, yakni kepemimpinan para Mulkan Jabriyyan (Raja-raja yang memaksakan kehendak). Inilah babak yang sedang dilalui ummat dewasa ini. 

    Bacalah terkait; 

  1.  Siklus Kemenangan
 إِنْ يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ الْقَوْمَ قَرْحٌ مِثْلُهُ وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا وَيَتَّخِذَ مِنْكُمْ شُهَدَاءَ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ ”

Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. 
Alhamdulillah ada masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. 

Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.” (QS Ali Imran 140) Dalam ayat di atas Allah Azza Wajalla menegaskan bahwa ada kalanya ummat Islam memperoleh kemenangan dalam medan peperangan namun adakalanya kaum musyrikin-kuffar yang menang. 
Ini merupakan perkara biasa dalam kehidupan di dunia yang fana. 

Dunia merupakan tempat di mana segala keadaan berubah silih berganti, tidak ada yang tetap dan langgeng.
Kadang manusia menang, kadang kalah. Kadang lapang, kadang sempit. Susah-senang, sehat-sakit, kaya-miskin, terang-gelap, siang-malam, berjaya-terpuruk semuanya silih berganti dan selalu bergiliran.

Itulah dunia. Berbeda dengan di akhirat nanti. Manusia hanya punya satu dari dua pilihan keadaan.
Pertama, ia mungkin hidup abadi dalam kesenangan hakiki di dalam surga Allah Azza Wajalla. Atau
kedua, hidup kekal dalam penderitaan sejati di neraka.

Semua tidak lepas dari hal yang tidak kita inginkan dalam hal ini;

- Fitnah Dalam Bidang Politik Dalam bidang politik ummat dipaksa mengikuti budaya tanpa rasa malu dan rasa takut kepada Allah Azza Wajalla  di mana seorang manusia menawarkan dirinya menjadi pemimpin, bahkan dengan over-confident mengkampanyekan dirinya agar dipilih masyarakat. Sambil menebar setumpuk janji kepada rakyat.

 Padahal Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda:

 يَا عَبْدَ الرَّحْمَنِ لَا تَسْأَلْ الْإِمَارَةَ فَإِنَّكَ إِنْ أُعْطِيتَهَا عَنْ مَسْأَلَةٍ أُكِلْتَ إِلَيْهَا وَإِنْ أُعْطِيتَهَا عَنْ غَيْرِ مَسْأَلَةٍ أُعِنْتَ عَلَيْهَا 

 ”Hai Abdurrahman, janganlah kamu meminta pangkat kedudukan! Apabila kamu diberi karena memintanya, maka hal itu akan menjadi suatu beban berat bagimu. Lain halnya apabila kamu diberi tanpa adanya permintaan darimu, maka kamu akan ditolong.” (HR Muslim 9/343)


- Fitnah Dalam Bidang Ekonomi dan Keuangan Sementara itu di bidang ekonomi dan keuangan ummat dipaksa tunduk pada tiga pilar setan, yaitu Bunga Bank (baca: Riba), Uang Fiat (baca: uang kertas) dan Money Creation yaitu sistem yang memberi kekuasaan pada bank untuk melakukan proses penciptaan uang.

Padahal Islam memiliki konsep yang sangat baku tentang uang dan segala bentuk transaksi yang melibatkan uang. Bukan hanya sebatas teori tetapi blue print keuangan Islam memang pernah diwujudkan dalam bentuk nyata sejak masa awal ke-Khalifahan Islam dan terbukti hasilnya berupa kemakmuran bagi seluruh rakyat.
Itulah yang diisyaratkan dalam Al-Qur’an sebagai dhzahab (emas) dan fidhdhoh (perak) dan secara empiris berupa dinar dan dirham. Suatu jenis mata uang yang memiliki intrinsic value serta aman dari inflasi

- Fitnah Dalam Bidang Hukum Di bidang hukum ummat dipaksa tunduk pada nilai-nilai legal dan illegal (baca: halal dan haram) berdasarkan hawa nafsu para law-makers. Kita bisa menyaksikan suatu saat perilaku homoseksual dan lesbianisme dicap illegal-haram namun pada lain waktu dianggap legal-halal.

Padahal Allah berfirman :


إِنَّا أَنْزَلْنَا التَّوْرَاةَ فِيهَا هُدًى وَنُورٌ ۚ يَحْكُمُ بِهَا النَّبِيُّونَ الَّذِينَ أَسْلَمُوا لِلَّذِينَ هَادُوا وَالرَّبَّانِيُّونَ وَالْأَحْبَارُ بِمَا اسْتُحْفِظُوا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ وَكَانُوا عَلَيْهِ شُهَدَاءَ ۚ فَلَا تَخْشَوُا النَّاسَ وَاخْشَوْنِ وَلَا تَشْتَرُوا بِآيَاتِي ثَمَنًا قَلِيلًا ۚ وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ
Para nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. (QS Al-Maidah 44).

Bahkan sistem Dajjal mencap kebanyakan orang-orang beriman pejuang tegaknya agama Allah Azza Wajalla sebagai teroris.
Dan menempatkan para kriminal pelanggar berat HAM sebagai pimpinan negara-negara maju. " (silahkan Anda menilai, tanpa mendiskrit personal)
MasyAllah!


Nara sumber:

https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/17/12/21/p1awg7313-mengenal-dirham-dan-dinar



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bacalah yang menarik


jadwal-sholat

Instagram