Yang didalam tercermin ke luar dirikah,






Yang diluar tak sama yang didalam, sebuah cermin tentang status serta pikiran kita.
Tapi apa yang kita pikirkan mencermin kan diri sesungguhnya tertuang dalam sebuah pribadi.



Kuat kah kita memikul sebuah tanggung jawab sebagai hamba.
Berproses dari yang kurang baik menjadi terbaik,
Dari tak tahu apa- apa menjadi pintar dan berguna bagi sesama.
Itulah profesi yang awalnya hanya simbol menjadi sebuah implementasi diri.


Dan ini pengantar renungan teman sejawat dan #sahabat_sejati //


Surat untuk Teman Sejawat.......... .
Teman sejawat yang terhormat,
Jika Anda ingin menjadi dokter untuk bisa kaya raya, maka segeralah kemasi barang-barang Anda. Mungkin fakultas ekonomi lebih tepat untuk mendidik anda menjadi businessman bergelimang rupiah Daripada Anda harus mengorbankan pasien dan keluarga Anda sendiri demi mengejar kekayaan.

Jika Anda ingin menjadi dokter untuk mendapatkan kedudukan sosial tinggi di masyarakat, dan didewakan, maka silahkan kembali ke Mesir ribuan tahun yang lalu dan jadilah Fir’aun di sana. Daripada Anda di sini harus menjadi arogan dan merendahkan orang lain di sekitar Anda hanya agar Anda terkesan paling berharga.

Jika Anda ingin menjadi dokter untuk memudahkan mencari jodoh atau menarik perhatian calon mertua, mungkin lebih baik Anda mencari agency selebritis yang akan mengorbitkan Anda sehingga menjadi artis pujaan para wanita. Daripada Anda bersembunyi di balik topeng klimis dan jas putih necis, sementara Anda alpa dari makna dokter yang sesungguhnya.
Dokter tidak diciptakan untuk itu, teman!


Memilih menjadi dokter bukan sekadar agar bisa bergaya dengan BMW keluaran terbaru, bukan sekadar bisa terlihat tampan dengan jas putih kebanggaan, bukan sekadar agar para tetangga terbungkuk-bungkuk hormat melihat kita lewat.


Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan pengabdian. Mengabdi pada masyarakat yang masih akrab dengan busung lapar dan gizi buruk.

 Mengabdi pada masyarakat yang masih sering mengunjungi dukun ketika anaknya   demam tinggi.

Baca juga >>> DO'A MALAIKAT untuk- ku

 Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan empati, ketika dengan lembut kita merangkul dan menguatkan seorang bapak tua yang baru saja kehilangan anaknya karena malaria.


Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan kemanusiaan, ketika kita tergerak mengabdikan diri dalam tim medis penanggulangan bencana dengan bayaran cuma-cuma. Termasuk baksos.


Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan kepedulian, saat kita terpaku dalam sujud-sujud panjang, mendoakan kesembuhan dan kebahagiaan pasien-pasien kita.


Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan berbagi, ketika seorang tukang becak menangis di depan kita karena tidak punya uang untuk membayar biaya rumah sakit anaknya yang terkena demam berdarah. Lalu dengan senyum terindah yang pernah disaksikan dunia, kita menepuk bahunya dan berkata, “Jangan menangis lagi, pak, Insya Allah saya bantu pembayarannya.”


Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan kasih sayang, ketika dengan sepenuh cinta kita mengusap lembut rambut seorang anak dengan leukemia dan berbisik lembut di telinganya,”Dik, mau diceritain dongeng nggak sama om dokter?”

Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan ketegasan, ketika sebuah perusahaan farmasi menjanjikan komisi besar untuk target penjualan obat-obatnya, lalu dengan tetap tersenyum kita mantap berkata, “Maaf, saya tidak mungkin mengkhianati pasien dan hati nurani saya”


Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan pengorbanan, saat tengah malam tetangga dari kampung sebelah dengan panik mengetuk pintu rumah kita karena anaknya demam dan kejang-kejang. Lalu dengan ikhlas kita beranjak meninggalkan hangatnya peraduan menembus pekat dan dinginnya malam.


Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan terjal lagi mendaki untuk meraih cita-cita kita. Bukan, bukan kekayaan atau penghormatan manusia yang kita lari. Tapi ridha Allah lah yang senantiasa kita perjuangkan.


Yah, memilih menjadi dokter adalah memilih jalan menuju surga, tempat di mana dokter sudah tidak lagi perlu ada…

SELAMAT HARI DOKTER INDONESIA 24 OKTOBER 2015



nara sumber: teman sejawat di FB
photo: google image

 KLIK  YOUTUBE



Bacalah yang menarik


jadwal-sholat

Instagram